Indonesia Fokus Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama di 2032

Pengembangan sumber energi cadangan terbarukan kini sangat diperlukan oleh suatu negara. Maraknya info mengenai krisis iklim dan krisis energi yang kini banyak menyeruak di depan mata. Indonesia didokumentasikan dalam peta jalan menuju Zet Emission 2060 salah satu tujuannya. 

Menurut peta jalan reaktor nuklir Indonesia diproyeksikan akan beroperasi aktif pada tahun 2035 dan mencapai kapasitas listrik sebesar 8GW pada tahun 2050.

Propinsi Bangka Belitung tepatnya di Kepulauan Gelasa Bangka Tengah salah satu spot pembangunan nuklir ini. Pembangunan PLTN dinilai menjadi langkah startegis dalam mewujudkan agenda transisi energi dan juga dekarbonasi nasional.

Indonesia dinilai memiliki bahan baku yang cukup melimpah untuk bahan dasar nuklir ini yaitu untuk Uranium Indonesia yang tercatat sebesar 90.000 ton dan potensi Thorium RI adalah 142.000 ton pada tahun 2022.

Saat ini pemerintah Indonesia masih aktif menggunakan energi batubara dan masih ketergantungan akan energi ini mencapai 350,6 TWh pada tahun 2023 yang sebagian besar dihasilkan oleh energi Batubara.


Menurut beberapa penelitian Lifecyle Emmission Energi Nuklir terbarukan memiliki nilai Emisi GRK paling bersih yaitu sebesar 12 gCO2/kWh. Sedangkan untuk energi batubara memiliki posisi paling tinggi yaitu sebesar 820 gCO2/kWh.

Belajar dari kisah sukses negara Prancis yang telah menerapkan konsep energi terbarukan Nuklir ini. Prancis saat ini menjadi salah satu negera terdepan dalam penggunaan nuklir sebagai energi listrik. Komitmen negara ini telah dimulai pada tahun 1974 dan sejauh ini terbukti mendorong dekarbonasi di negara Prancis.

Tahap pembangunan PLTN di Indonesia dilakukan secara bertahap mulai dari skala paling kecil yang di produksi oleh PT. ThorCon Power Indonesia. Selanjutnya pembangunan PLTN dengan kapasitas produksi listrik yang pebih besar yaitu 45-54 GW yang diproyeksikan pada tahun 2060.