Samsung Mengalami Kerugian Rp.105,6 Triliun, Kini Kembali Memangkas Biaya Produksi Dikarenakan Kalah Saing ?

 


Perusahaan dari Korean Selatan yang merupakan salah satu perusahaan pembuat perangkat elektronik terbesar di dunia. Samsung didirikan pada tahun 1938 oleh pengusaha asal Korea Selatan Lee Byung Chull yang merupakan adalah toko grosir yang menjual mie, ikan kering, buah-buahan hingga sayuran.

Siapa sih yang tidak mengenal brand Samsung? Salah satu Merek Elektronik terkemuka di dunia melalui Samsung Electronics Co Ltd juga akan merasakan penurunan laba akibat dari penjualan chit memori yang tidak begitu di minati lagi.

Saat itu Samsung juga melakukan eksport hingga China. Lee sebagai Mahasiswa Drop dari kuliah mendirikan usaha ini dengan nama Samsung Mulsan dan hingga saat ini menjadi Samsung Electronics. Membangun sebuah perusahaan dari suatu generasi ke generasi berikutnya butuh visi yang kuat dan bersedia mengikuti perkembangan zaman.

Samsung Electronics melaporkan adanya penurunan semikonduktor yang sebelumnya belum merasakan situasi tersebut. Perusahaan asal Korea Selatan itu mengalami kerugian operasional sebesar 8,9 Triliun Won atau sekitar Rp.105,6 Triliun yang dikalkulasikan dalam periode 6 bulan terakhir.

Tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak pasti diperkirakan tetap akan mengalami kerugian yang sebagian besar akibat dari pandemi-19.

Walaupun ditengah penurunan angka laba sampai 95% namun perusahaan Samsung dengan optimis akan tumbuh seiring pertumbuhan permintaan global tahun ini.

Samsung Electronics  sebagai perusahaan pembuat chip nomor satu di dunia yang tidak hanya berfokus pada Handphone tetapi juga komputer dan elektronik lainnya. Awal bulan ini Samsung memperkirakan pendapatan kuartal kedua menjadi 60 Triliun Won Korea dan menjadi laba operasi 600 Miliar Won Korea.