Bangun Tol Pakai Busa ? Teknologi & Inovasi Geofoam dalam Pembangunan

 


Geofoam adalah satu inovasi yang terbaru dari dunia konstruksi yang bisa memperlambat proses penurunan tanah dan mampu menghambat potensi tanah ambles. Selain itu geofoam juga mudah digunakan dan dibandingkan dengan aspal geofoam lebih tahan cuaca ekstrim serta kualitas yang mudah dikontrol.

Teknologi Geofoam merupakan inovasi pada metode kontruksi yang digunakan untuk material pengisian struktural, penerapan pada gedung bertingkat hingga kontruksi jalan. Selain dari bahannya yang ringan dan kuat juga menghemat waktu pengerjaan dan juga biaya.
Material espanded polysterine polymer digunakan untuk mengatasi masalah tanah yang tidak stabil atau penurunan tanah proyeksi yang telah diterapkan di Oslo, Norwegia di sekitar jembatan Flom tahun 1985.

Semenjak pemakaian saat itu, geofoam banyak digunakan untuk proyek kontruksi negara lain seperti halnya Jepang yang menggunakan Foam pada pembangunan runway Haneda kemudian disusul oleh Amerika Serikat menggunakan Foam pada pembangunan jalan raya di Colorado dan baru di Indonesia juga sudah menerapkan hal ini juga dan menggantikan metode geoteknik konvensional.

Selain memiliki keunggulan ringan, kuat, hemat dari segi biaya, Daya tahan juga penerapan yang mudah digunakan. Geofoam yang disuplay dalam bentuk balok maupun lembaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan sehingga cukup disusun saat tiba di proyek. 
Sehingga mempersingkat waktu pengerjaan dengan volume yang besar namun ringan membuat EPS Foam bersifat keberlanjutan dan juga sebagai bahan isolasi utama yang ekonomis dan juga efisien dalam konstruksi bahan bangunan modern.

Bahan ini efektif digunakan pada pembuatan dan pelebaran jalan raya, bacfill untuk dinding penahan longsor serta peluasan area diatas fasilitas yang ada.

Bacfill untuk dinding penahan longsor, ramp jembatan dan juga perbaikan jembatan dan juga timbunan untuk jalur kereta
Di Indonesia penggunaan material geofoam EPS sudah diterapkan pada pembangunan tol Cisumdawu tepatnya pada pembangunan seksi 5A desa Cipamekar, Conggeang, Kabupaten Sumedang. Pada seksi 5A ini terdapat kondisi tanah yang berair sehingga sulit ditangani dengan kontruksi biasa menggunakan beton.