Beberapa jam setelah pemilihan suara di Turki yang telah ditutup pada Minggu 14 MEI 2023. Turki menunjukkan adanya pemilihan putaran kedua dengan partai-partai saingan yang sama-sama mengklaim sebagai pemimpin.
Dalam kubu presiden pertahanan Tayyip Erdogan dan juga penantang Kemal Killicdaroglu bahwa mereka mengakui kemenangan dan melewati ambang batas 50% dalam pemilu tersebut.
Hasil awal menempatkan Erdogan sebagai pemenang akan tetapi setelah perhitungan berlanjut dan diketahui keunggulan Erdogan merosot.
Sebuah catatan sejarah bagi Turki dalam 100 tahun terakhir yang mengakhiri kepemimpinan Erdogan selama 20 tahun. Beberapa pemimpin negara seperti Jo Biden dan juga Timur Tengah dan juga Eropa turut merasakan penghiburan atas hasil pemungutan suara ini.
Kebijakan ekonomi yang diambil Erdogan selama pemerintahannya membuat ekonomi Turki bergejolak dengan suku bunga yang rendah. Hal ini memicu krisis biaya hidup dan juga inflasi yang besar-besaran dalam negara tersebut.
Lambatnya tanggapan pemerintah saat ini dalam menangani gempa yang menerpa bagian Tenggara Turki yang telah menewaskan 50.000 orang menambah kekecewaan pemilih kali ini.
Dalam pernyataannya Killicdaroglu telah berjanji untuk mengarahkan Turki ke arah baru dengan menghidupkan kembali demokrasi setelah bertahun-tahun tidak begitu diperhatikan.
Kembali menggunakan kebijakan ekonomi Ortodoks memperdayakan institusi yang kehilangan ekonomi dibawah genggaman ketat Erdogan dan membangun kembali hubungan dengan Barat.
Pemilihan Presiden putaran kedua akan dilaksanakan pada 28 Mei 2023 yang mana salah satu kubu harus mendapatkan poin 50% untuk mendapatkan kemenangan.