Ditengah Ketidakpastian Ekonomi Dunia, Presiden Joko Widodo Menilai Bahwa Pemulihan Ekonomi Indonesia Relatif Masih Kuat

Ditengah ketidakpastian krisis ekonomi dunia ini sangat berpengaruh pada status ekonomi dalam suatu negara. Sudah banyak negara  yang mengalami krisis dan dinilai lebih parah dibandingkan 1998 dan 2008. 

Sederetan kasus krisis tersebut yang paling berpengaruh ke Indonesia adalah krisis Ekonomi Asia atau yang lebih dikenal dengan Krisis Moneter dan dampaknya sampai menjatuhkan presiden Soeharto dan sudah berlangsung memimpin selama 32 tahun. 

Krisis tersebut juga membuat negara Indonesia ke bawah nadir dan berdampak ke seluruh perekonomian negara dan juga politik dan sosial. 

Nah saat ini, dunia sedang menghadapi krisis, Bagaimana dengan kabarnya Indonesia ? 

💵 Menurut Presiden Jokowi dan Kementerian Keuangan Sri Muliyani Pemulihan ekonomi Indonesia relatif masih kuat. 

💵 Pemulihan ekonomi Indonesia relatif masih kuat dan beberapa penilaiannya adalah sebagai berikut; 

💵 Pertumbuhan dan releasi pendapatan negara mencapai Rp.1.764 triliun dan ini tumbuh 49% tahun ini. 

💵 Penerimaan pajak sampai sekarang mencapai Rp.1.171 triliun dan ini ada peningkatan pertumbuhan sebesar 58%.

💵 Penerimaan Negara Bukan Pajak mengalami pertumbuhan sebesar 38,9% menjadi sebesar Rp.386 triliun. 

💵 Indeks kepercayaan konsumen yang mencapai 124,7 naik dari angka pada bulan Juli, yaitu 123. Untuk kredit perbankan tumbuh sebesar 10,7%. 

💵 Untuk neraca perdagangan mengalami kenaikan surplus 28 bulan berturut-turut  yang pada bulan Agustus 2022. Neraca perdagangan Indonesia surplus 5,7 miliar dollar AS. 

💵 Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang terus menguat dan berada diangka 51,7 per Agustus 2022 dan posisi Indonesia saat ini diatas rata-rata dunia. 

💵 Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi pada kuartal III tahun 2022 berada diatas pertumbuhan kuartal II yang mencapai 5.44 persen dan pada kuartal III sampai dengan 6%.