Di negara kita Indonesia ini menjadi pembicaraan yang hangat di tengah masyarakat. Dan beberapa uang pecahan yang sudah diedarkan di tahun 2022 ada beberapa yang tanpa menyertakan 3 nol di belakang. Contohnya adalah uang Rp.50.000 menjadi 50. Begitu juga dengan pecahan uang lainnya. Hal inilah yang disebut redominasi.
Dalam bidang ilmu ekonomi, Redominasi bukanlah hal yang baru namun hal ini masih terdengar awam bagi beberapa masyarakat yang masih minim akan hal pengetahuan ekonomi.
Menurut Chief Economist BRI Danareksa Sekuritas, Telisa Falianty menjelaskan tujuan dari redenominasi adalah untuk menciptkan efisiensi dalam perekonomian, hal ini bukanlah hal yang aneh dikarenakan sudah banyak negara maju menjalankan langkah ini beberapa waktu silam.
Redenominasi bertujuan untuk menggapai efisiensi agar ekonomi suatu negara tersebut membaik. Perhitungan ini juga dilakukan untuk lebih mudah dan memberikan efek psikologis tentang nilai mata uang yang kuat, disampaikan dalam program Profit, CNBC Indonesia (Rabu, 24/08/2022).
Efisiensi aling jelas kelihatan dampaknya dalam hal pencatatan keuangan. Dalam hal paling sederhana, ketika masyarakat ingin berbelanja. Barang yang harganya ratusan juga bisa dipersngkat menjadi ratusan ribu seperti halnya dengan negara Amerika Serikat.
Karena dalam beberapa kasus ketika semakin banyak 0 itu menunjukkan mata uang tersebut relatif lemah, karena banyak 0. Seperti ketika membeli mobil kita harus mengeluarkan 500.000.000. Menunjukkan nilai 0 nya banyak sementara di beberapa negara maju cukup beberap ribu saja seperti di Jepang, Amerika Serikat dan juga kawasan Eropa yang nilai 0 nya sedikit namun mata uang mereka cenderung lebih kuat