Namun berbagai pendapat mengatakan cara yang dilakukan oleh masyarakat desa masih tradisional dan stigma kuno dan juga ketinggalan zaman.
Padahal Desa adalah Penopang utama bagi Negara dan cara yang dilakukan oleh masyarakat desa terbukti lebih ramah lingkungan serta kesehatan.
Turi adalah tumbuhan bergizi yang kerap dijadikan berbagai olahan makanan, berupa lalapan, tumis, sayuran, pecel, botok, urap hingga obat tradisional. Turi merupakan tumbuhan salah satu anggota dari kelompok Fabaceae dan dengan nama Latin Sesbania Grandiflora.
Turi ini memiliki manfaat di setiap bagiannya seperti pada daunnya yang bisa dijadikan pakan ternak, dan juga kembangnya bisa dijadikan sebagai bahan olahan makanan/masakan, kayunya bisa dijadikan pertukangan ringan sederhana, getahnya sebagai perekat atau juga bisa dijadikan pewarna tradisional, serta kulit kayu sebagai bahan obat tradisional dari disentri, sariawan dan penyembuhan luka. Beberapa sumber bahkan aktif anti tuberkulosis yang mampu menahan dari bakteri Mybacterijm tuberculosis.
Bahan bahan aktif itu diantaranya asam betulinat dan tiga macam isoflavanoid. Turi ini juga biasa sengaja ditanam oleh masyarakat Desa sebagai tanaman pagar yang dianggap baik untuk konservasi dan sumber pangan alternatif.
Turi ini juga merupakan tumbuhan bergizi yang memiliki banyak manfaat bagi kelangsungan hidup manusia, alam dan lingkungan Harta karun di Desa ini bisa dijadikan sebagai jawaban dari kebutuhan gizi masyarakat Desa dan menjadikan prioritas potensi lain dari desa.
Penelitian ilmiah lanjutan dan upaya pengembangan produk dari Turi ini sangat dibutuhkan agar memperkuat dan mengoptimalkan potensi tumbuhan dari harta karun ini.
Contoh menu masakan olahan dari Turi adalah Menu sayur lemak Turi dan dicampur dengan kacang panjang dan dicampur dengan cabe untuk menambah citarasa dan bisa juga ditambahkan labu/kentang untuk memberi rasa manis dalam kuah.