Cuan Besar Crazy Rich Low Tuck Kwong (BYAN) Dari Rekor Harga Batu Bara


Pemerintah telah membuka kembali pintu ekspor batu bara. Salah satu sosokyang diuntungkan naiknya harga batu bara ini adalah crazy rich Dato Low Tuck Kwong.

Harga batu bara dunia kembali menghijau setelah pemerintah Indonesia membuka keran ekspor yang ditutup oada Januari 2022. Pemerintah mulai mengizinkan kapal-kapal raksasa pengangkut emas hitam itu menibggalkan pelabuhan menuju negara pembeli.

Untuk pengiriman Februari 2022 ICE NewCastle bahkan mencatatkan harga batu bara menembus US$220 per ton atau menguat 0,92% secara harian. Salah satu sosok yang diuntungkan naiknya harga batu bara ini adalah crazy rich Dato Low Tuck Kwong.

Lonjakan harga batu bara membuat nilai kekayaan bos PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melonjak mencapai US$3,3 miliar ata setara dengan Rp47,47 Triliun kurs Rp14.385 per US$.

Sebagai gamaran, pada April tahun lalu kekayaan Low baru mentok pada posisi US$1,2 miliar. Artinya dalam kurun waktu kurang dari setahun, hartanya masih dalam tren peningkatan hampir 200%. Peningkatan kekayaan Low seiring menggilanya harga batu bara global selama nyaris setahun terakhir, yang mengerek kantong pendapatan BYAN.

Adanya tarik ulur ekspor akibat sengkarut atuan domestic market obligation (DMO) batu bara memang sempat bikin saham (BYAN) mengalami pasang surut dalam periode dua tahun terakhir. Maka, tidak heran bila penguatan tersebut turut mengerek rekapitulasi harta crazy rich low versi forbes. Sebagai gambaran per 03 Februari 2022 Low memiliki lebih dari 1,83 miliar lembar saham BYAN atau setara 55,2%.

Sementara itu bila mengacu laporan keuangan terbaru, pada 9 bulan awal 2021 kemarin BYAN melaporkan bahwa pendapatan mereka dari segmen penjualan batu bara mencapai US$1,74 miliar. Namn dari jumlah tersebut Rp1,61 miliar atau 86,15% diantaranya merupakan penjualan ekspor. Artinya, pemasukan segen batu bara dari penjualan lokal hanya sekitar 13,85% secara nominal bukan volume.

Proyeksi berbagai pengamat memperkirakan tren harga batu bara global tahun ini tidak akan sepanas tahun lalu. Namun, level harga diperkirakan masih akan tinggi. Setidaknya hingga paruh kedua 2022. Kini dengan adannya lampu hijau ekspor dari pemerintah, tampaknya tinggal menunggu waktu saja bagi BYAN dan Low Tuck Kwong untuk terus mempertebal pundi-pundi cuannya.